Laman

Pulau Buatan yang Mengambang di Danau Titicaca


Danau Titicaca adalah danau yang terletak di perbatasan Peru dan Bolivia, sekitar 3.811 meter di atas permukaan laut, sehingga danau dianggap sebagai danau tertinggi di dunia dan berdasarkan volume airnya danau ini juga dianggap sebagai danau terbesar di Amerika Selatan.
Titicaca merupakan danau penting bagi penduduk pra-Inca atau disebut orang Uros yang tinggal di pulau-pulau buatan yang terbuat dari ilalang mengambang disebut Totora. Pulau-pulau ini menjadi daya tarik wisata utama di Peru, bahkan penduduk setempat membuat menara tinggi yang hampir seluruhnya terbuat dari alang-alang.
Totora adalah tumbuhan asli jenis Cattail yang tumbuh di danau. Akar padat mendukung lapisan atas, yang membusuk dan harus diganti secara teratur dengan menumpuk ilalang di atasnya. Perubahan ukuran pulau berdasarkan kebutuhan. Permukaan pulau-pulau yang tidak rata, tipis, membuat berjalan di atasnya terasa seperti berjalan di atas kasur air. 
Perlu Waspada saat menginjak totoro, kalau tidak hati-hati dan menginjak tumpukan jerami yang tipis maka kaki kita bisa tenggelam atau malah terjebur dalam air dingin danau.
Sebagian besar orang Uros mendapatkan obat-obatan dari di sekitar ilalang Totora. Ketika sebuah ilalang ditarik dan terdapat warna putih dibagian bawah, nah bagian itu sering dimakan untuk yodium. Ketika sakit, ilalang itu cukup dililitkan ditempat yang sakit untuk mengurangi rasa sakit itu. ketika cuaca di luar panas, mereka menggulung bagian putih dari ilalang itu di tangan mereka dan di dahi mereka, ilalang itu kan memberikan efek sangat dingin saat disentuh. Bagian putih dari ilalang itu juga digunakan untuk membantu meringankan mabuk karena alkohol. Mereka juga membuat teh bunga ilalang. Makanan dimasak dengan api ditempatkan di tumpukan batu.
Pulau-pulau mengambang dilindungi dalam Teluk Puno dan merupakan rumah bagi 2000 orang Uros. Mereka hidup dengan memancing, tenun dan pariwisata. Mereka menangkap ikan untuk mereka sendiri dan menjual di daratan. orang Uros juga berburu burung seperti burung camar, bebek dan flamingo, dan merumput ternak mereka di pulau. Mereka juga menjalankan kios kerajinan ditujukan untuk para wisatawan berkunjung setiap tahun.
Banyaknya kunjungan wisatawan membuat mereka perlu menjaga pulau totora karena Pariwisata memberikan kesempatan keuangan untuk pribumi, sekaligus menantang gaya hidup tradisional mereka.